JADI KOTA PUSAKA, BOGOR SURGANYA WISATA SEJARAH

Bogor – Bogor bukan cuma kota indah sejuk nyaman, tapi juga kota pusaka yang kaya dengan peninggalan bersejarah.  Kota Bogor dikeliling banyak spot seru untuk wisata sambil belajar sejarah dan budaya.

 Potensi inilah yang tengah digarap serius oleh Pemerintah Kota Bogor. Adanya event bergengsi Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) jadi momentum Kota Bogor untuk berbenah diri.

Read More

Banyak peninggalan sejarah dalam bentuk fisik maupun non fisik yang ada di Kota Bogor. Situs dan cagar budaya misalnya. Ada Situs Batutulis, Batu Dakon di Kelurahan Empang dan Pasir Jaya serta Punden Berundak di Kelurahan Pasir Mulya.

Belum lagi ditambah gedung tua peninggalan zaman kolonial yang masih berdiri. Diantaranya Gereja Zeboath dan Katedral, Gedung Bakorwil, Sekolah Penyuluh Pertanian Cibalagung, Stasiun Kereta Api Bogor serta berbagai gedung pusat penelitian dan lain sebagainya.

Sementara itu berbagai kekayaan budaya non fisik, seperti berbagai bentuk kesenian dan tradisi masyarakat juga masih terpelihara. Sebut saja Festival Cap Go Meh, Festival Merah Putih, tradisi Ngumbah Kujang dan masih banyak lagi.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman ada beberapa segmen sejarah yang menjadi dasar pertimbangan menjadikan Kota Bogor sebagai Kota Pusaka.

“Pertama, punya cagar budaya di masa zaman kerajaaan, seperti Pakuan Pajajaran. Kedua, segmen kolonial dengan bukti Istana Bogor dan banyaknya bangunan peninggalan zaman kolonial,” jelasnya.

Ketiga, tambahnya, cagar budaya yang mengacu pada segmen zaman NKRI. “Nah, ketiga segmen itu yang dicoba telusuri lebih lanjut soal peninggalan-peninggalan cagar budaya itu dan ternyata memang bisa ditemukan di Kota Bogor,” sambung Atep.

Namun demikian sebuah kota menjadi Kota Pusaka juga mengacu pada kota-kota yang menempatkan kegiatan pelestarian pusaka sebagai sebuah strategi utama menuju kota berkelanjutan.

Jadi bukan hanya sebatas memiliki situs dan bangunan bersejarah saja, melainkan ada langkah nyata dalam memelihara pusaka warisan.

“Semua itu jadi momentum dan kebangkitan bagi kita untuk menjual sisi budaya kepada masyarakat  luas yang selama ini mungkin belum optimal digarap,”kata Atep.

Termasuk menata kembali kawasan Batutulis untuk diwariskan ke generasi yang akan datang.

“Di situ ada situs prasasti yang punya makna dalam menceritakan kerajaan Padjajaran dulu seperti apa dan bagaimana. Nanti kita eksplorasi kita kaji juga dengan pihak-pihak terkait akademisi dan praktisi, di saat yang sama juga kita angkat momentumnya supaya memberikan nilai tambah, karena budaya juga akhir-akhirnyanya harus memberikan kesejahteraan,”harapnya. (adv)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *