Dinkes Kota Bogor Laksanakan Sub PIN Polio Putaran ke Dua

Bogor – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor terus melakukan upaya memerangi Polio di Kota Bogor.

Salah satunya dengan pelaksanaan Sub PIN Polio putaran ke dua di Kota Bogor.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor dr. Sri Nowo Retno menjelaskan berdasarkan Surat dari Kementerian Kesehatan Nomor : IM.02.03/C/2141/2023

tentang pelaksanaan Sub PIN Polio Putaran 2 Provinsi Jawa Barat, bahwa pelaksanaan Sub PIN Polio di Jawa Barat dilaksanakan tanggal 22 Mei 2023 bagi Kab/Kota pada putaran 1 sudah mencapai cakupan ≥ 90%.

“Latar belakang dilakukan Sub PIN Polio di Provinsi Jawa Barat sebanyak 2 putaran, karena pada tanggal 14 Maret 2023, telah ditemukan 1 kasus Polio di Kab. Purwakarta,” jelasnya.

Masing-masing putaran Sub PIN Polio, kata dia, dilaksanakan dalam waktu 7 hari dan 5 hari sweeping dengan jarak minimal antar putaran adalah satu bulan.

Target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran.

Pelaksanaan Sub PIN Polio Putaran ke Dua di Kota Bogor 

Ia menjelaskan, Sub Pin Polio putaran pertama di Kota Bogor telah dilakukan pada tanggal 3 sd 18 April 2023 dengan sasaran anak usia 0-59 bulan yaitu sebanyak 84.983.

Pada putaran pertama, Kota Bogor telah memberikan vaksin nOVP2 kepada 79.287 sasaran (93,3%) dan berdasarkan arahan Dinas Kesehatan Jawa Barat untuk Kab/Kota yang belum mencapai target minimal ≥95% maka dilakukan sweeping dan kota Bogor melakukan sweeping pada tanggal 12 Mei sampai 17 Mei 2023 dan mendapatkan capaian menjadi 80.030 (94,2%).

“Pada pelaksanaan Sub PIN Polio putaran kedua, sasaran Kota Bogor adalah anak usia 0-59 bulan sebanyak 84.983 dengan pencapaian target sekurang-kurangnya adalah 95%,” ujarnya.

Petugas akan melakukan identifikasi sasaran yang telah mendapatkan dosis pertama dan memastikan seluruh anak tersebut mendapatkan dosis kedua pada putaran kedua ini dengan interval minimal 4 minggu.

Sasaran yang belum mendapatkan dosis pertama saat putaran I serta bayi yang baru lahir saat pelaksanaan putaran II akan segera diberikan dosis pertama dan dosis kedua diberikan dengan interval 4 minggu.

Menurutnya, pelaksanaan Sub PIN putaran ke-2 , dilaksanakan dalam waktu 7 hari dan 5 hari sweeping.

Dimulai pada tanggal 22 sd 29 Mei 2023, dan sweeping tanggal 30 Mei sd 5 Juni 2023.

“Pelaksanaan Sub PIN Polio putaran 2 ini dilaksanakan di 25 Puskesmas, 981 Posyandu, 22 Rumah Sakit, dan di 96 Satuan Pendidikan (PAUD & TK) yang ada di Kota Bogor,” katanya.

Jenis vaksin yang digunakan dalam Sub PIN Polio adalah nOPV 2 produksi dari PT. Biofarma yang diberikan dengan 2 tetes ke dalam mulut dan dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi rutin. Vaksin nOPV 2 ini hanya digunakan pada saat Sub PIN KLB Polio tipe 2.

Dan pemberian vaksin nOPV 2 ini tidak berbayar (Gratis). Untuk mensukseskan pelaksanaan Sub PIN Polio putaran Kedua ini, sambungnya, sebagai persiapan Dinas Kesehatan Kota Bogor membuat rencana tindak lanjut.

Di antaranya pertemuan Monev dan Rencana pelaksanaan bersama Lintas Program dan Lintas Sektor tentang pelaksanaan pada Sub PIN Polio.

Selain itu, mempersiapkan kebutuhan logistik dan sumber daya, jadwal pelaksanaan melalui pemetaan mikroplanning, promosi dan edukasi ke masyarakat baik secara langsung maupun melalui kanal-kanal media sosial Dinas Kesehatan dan Pemkot Bogor.

Peran serta Lintas Sektor, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, tegasnya, sangat diharapkan untuk pelaksanaan Sub PIN Polio ini dalam bentuk ikut mensosialisasikan Sub PIN Polio, menyebarluaskan informasi terkait keamanan, efektifitas, dan ikut memobilisasi masyarakat
yang menjadi sasaran Sub PIN Polio agar datang ke pos pelayanan Sub PIN Polio.

Dinas Kesehatan Kota Bogor juga menghimbau kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan Sub PIN Polio sebagai bentuk proteksi terhadap bahayanya Polio bagi anak dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

“Selanjutnya kenali gejala khas dari polio yaitu lumpuh layuh akut dan melapor ke Fasilitas Kesehatan terdekat untuk ditatalaksana agar rantai penularan bisa dihentikan,” kata dr. Sri Nowo Retno.***

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *