Dedie A. Rachim Lakukan Napak Tilas Bersama Delegasi The Ambassador Summit Road to Asia-Africa Conference 2026

by -17 Views

Kota Bogor – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyambut hangat kedatangan para duta besar dan delegasi negara sahabat dari kawasan Asia-Afrika dalam kegiatan The Ambassador Summit road to Asia-Africa Conference 2026 yang berlangsung di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Kamis (20/11/2025).

Setelah menjamu para delegasi, Dedie A. Rachim mengajak seluruh tamu undangan melakukan napak tilas ke Istana Kepresidenan Bogor untuk menelusuri sejarah lahirnya Konferensi Asia-Afrika (KAA).

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Kota Bogor sebagai tuan rumah untuk menegaskan kembali posisinya sebagai kota bersejarah dan kota diplomasi, sekaligus tempat lahirnya gagasan (KAA).

Istana Kepresidenan Bogor menjadi saksi awal dirumuskannya gagasan dari lima pimpinan negara, yaitu Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Jawaharlal Nehru (India), Mohammed Ali Bogra (Pakistan), U Nu (Burma/Myanmar), dan Sir John Kotelawala (Ceylon/Sri Lanka).

Ia menyampaikan bahwa sebelum KAA dilaksanakan di Bandung pada 1955, Konferensi Bogor yang berlangsung pada 28–29 Desember 1954 menjadi titik awal terbentuknya solidaritas Asia-Afrika.

“Hari ini kami melaksanakan semacam napak tilas ya dari sebuah momen yang sangat penting yang berhasil merubah tatanan dunia namanya Konferensi Asia-Afrika, tetapi sebelum konferensi Asia-Afrika ada yang namanya Konferensi Bogor. Nah, Konferensi Bogor inilah yang kemudian poin-poinnya itu mencetuskan Konferensi Asia-Afrika pada april tahun 1955,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa melalui kegiatan napak tilas ini, ia mengajak negara-negara yang telah berkontribusi langsung dalan Konferensi Bogor, di antaranya India dan perwakilan dari Afrika yaitu Mozambik.

Dedie Rachim turut menjelaskan kondisi ruangan termpat terlaksananya Konferensi Bogor pada tahun 1954 masih belum berubah dan dipertahankan sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu.

“Napak tilasnya itu tadi kami melihat ruangan tempat pertemuan yang ada di dalam Istana Bogor. Kami melihat masih terawat semuanya, masih dalam posisi yang sama, furniturnya, ornamennya, bahkan lima bendera di ruangan itu masih sama seperti apa yang dilakukan para pendahulu kita saat mencetuskan Konferensi Asia-Afrika,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *