Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin Soroti Bahaya Bullying

by -18 Views

Kota Bogor – Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menghadiri peluncuran program Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sahabat Pelajar bertajuk “My Buddy, Stop Bullying” di SMP Negeri 8, Selasa (9/9/2025).

Program ini menjadi salah satu langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Yayasan Rumah Kedua untuk menekan kasus perundungan di kalangan pelajar Kota Bogor.

“Treatment anti-bullying memang sudah banyak dilakukan. Hari ini pun Satpol PP bersama Yayasan Rumah Kedua me-launching program anti-bullying yang merupakan implementasi dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum (Tibum),” ujar Jenal Mutaqin.

Sekitar 230 siswa-siswi SMP Negeri 8 mengikuti pengarahan anti-bullying bersama para guru dan beberapa kepala sekolah di Kota Bogor.

Banyak kejadian perundungan, sambung Jenal Mutaqin, berawal dari bahasa verbal. Untuk itu, ia mengingatkan keluarga sekolah untuk saling menjaga.

“Ada 97 kasus di tahun 2025. Tentu ini akan kita identifikasi, apakah verbal atau ada hal-hal lain antarteman. Ada juga yang kasusnya berasal dari keluarga atau guru. Karena itu edukasi juga harus fokus,” tegasnya.

“Bahaya bullying akan merusak mental korban dan menghambat penerimaan kurikulum pendidikan saat mereka melangsungkan kegiatan belajar,” sambung Jenal Mutaqin.

Ketua Yayasan Rumah Kedua, Dewi Puspasari, menambahkan, dari tahun ke tahun ada perubahan perilaku perundungan. Yang paling terlihat kali ini berasal dari lingkungan pendidikan, bahkan dari tingkat sekolah dasar.

“Kalau kita lihat, enam tahun terakhir ini, walaupun kita sudah gencar melakukan sosialisasi, angkanya selalu naik 15 persen. Yang mengkhawatirkan adalah kasus-kasus yang tidak terdata,” ungkap Dewi.

Kasus perundungan yang terjadi juga tidak hanya dilakukan oleh para siswa, tetapi juga tenaga pendidik. Hal itu bisa mencoreng nama baik sekolah dan Kota Bogor.

“Kami menyediakan hotline center melalui WhatsApp agar siswa bisa berani bicara. Harus begitu, karena sebagian besar kasus biasanya berawal dari bullying,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *