Penerimaan Sertifikasi Bebas Frambusia Kota Bogor Dari Kemenkes RI

Bogor – Penyakit Frambusia adalah penyakit menular langsung antar manusia yang disebabkan oleh infeksi kronis bakteri Treponema Pertenue dan pada umumnya terlihat sebagai lesi pada kulit serta dapat menyebabkan cacat pada tulang. Frambusia merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan secara terus menerus, efektif, dan efisien. Saat ini, Frambusia masih merupakan Penyakit Menular Tropik Terabaikan/Neglected Tropical Deseases (NTD).

Pada 6 Maret 2024 bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Kota Bogor resmi menerima Sertifikat Kabupaten/Kota Bebas Frambusia. Sertifikat Bebas Frambusia Kota Bogor diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Bapak Budi Gunadi Sadikin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno MARS didampingi oleh Kepala Bidang P2P, Bapak Bai Kusnadi SKM, MPH dan Ketua Tim Kerja P3MS, dr. Tengku Yenni Febrina, M.Kes.

Sertifikat Bebas Frambusia diberikan kepada Kabupaten/Kota yang telah terbukti tidak ditemukan kasus frambusia dan memiliki surveilans frambusia yang bekinerja baik. Surveilans frambusia bekinerja baik yaitu menemukan secara aktif penularan frambusia dengan mencari suspek serta mengskrining suspek sehingga benar-benar terbukti tidak ada penularan dan kasus di Kota Bogor serta rutinnya melakukan pelaporan zero reporting.

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

  1. Menerbitkan Surat Edaran Nomor.443.23/5480-P2P Tentang Sertifikasi Kab/Kota Bebas Frambusia Bagi Kota Bogor.
  2. Sosialisasi Sertifikasi Frambusia kepada Seluruh Dokter PJ Penyakit Menular, Pengelola Program Kusta Frambusia, Petugas Promkes, dan Petugas UKS & UKM, dan Petugas Kesling di 25 puskesmas Kota Bogor.
  3. Sosialisasi Terkait Frambusia kepada Lintas Sektor baik Lurah, Camat, Organisasi Perangkat Daerah, LSM di Kota Bogor.
  4. Sosialisasi Terkait Frambusia kepada kader di seluruh 68 Kelurahan di Kota Bogor.
  5. Melakukan penjaringan ke 310 Sekolah Dasar dan 32.771 siswa Sekolah Dasar untuk menemukan suspek Frambusia.
  6. Melakukan skrining Frambusia menggunakan RDT Frambusia kepada 104 anak suspek frambusia, dimana 104 anak suspek setelah dilakukan pemeriksaan hasilnya negatif frambusia.
  7. Meningkatkan kesadaran masyarakat terkait Frambusia melalui petugas promkes Puskesmas.
  8. Menampilkan media KIE elektronik melalui sosial media Dinas Kesehatan Kota Bogor dan seluruh sosial media Puskesmas di Kota Bogor.

DOKUMENSTASI UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

Bogor, 7 Maret 2024

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor

Sri Nowo Retno, MARS

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *