Cek Pintu Penguras Bendung Katulampa, Bima Arya Koordinasikan Percepatan Penanganan

Bogor – Wali Kota Bogor, Bima Arya melakukan inspeksi ke Bendung Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, untuk mengecek pintu penguras yang jebol, Minggu (7/4/2024).

Pintu penguras Bendung Katulampa jebol pada Jumat (5/4) sore, setelah dihantam aliran air dari kawasan hulu yang mengalir bersama material dan juga batang pohon berukuran besar.

“Iya, jadi hari ini kami mengkoordinasikan untuk percepatan perbaikan sementara pintu penguras Bendung Katulampa yang kemarin jebol, ini memang luar biasa kekuatan airnya diduga karena ada sedimentasi dan ada kayu ukuran besar sehingga menjebol itu,” kata Bima Arya didampingi Kepala Jaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman dan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Hidayatulloh saat meninjau lokasi.

Percepatan penanganan sementara dilakukan karena jebolnya pintu penguras air berdampak pada berkurangnya pasokan air baku atau air irigasi di wilayah Bogor Timur, Bogor Utara, Istana Bogor hingga Jakarta Timur.

Percepatan penanganan ini dilakukan BPBD Kota Bogor bersama-sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelola Sumber Daya Air (UPTD PSDA) Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane dengan menggunakan balok bambu berukuran besar, untuk sementara menutup pintu penguras.

“Ini, yang kita susun Insya Allah selesai hari ini juga. Ini uji coba untuk menahan itu. Kemudian teman-teman juga melakukan sodetan untuk mengalirkan air lebih banyak lagi, sehingga volume air yang mengarah ke Bogor Timur, Utara, Istana yang sempat berkurang bisa terisi kembali,” katanya.

Kepala UPTD PSDA Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Hendra Wardana mengatakan, dalam kondisi normal air yang mengalir ke Kali Baru mencapai 3.000 hingga 4.000 liter per detik.

Namun karena jebolnya pintu penguras ini volume air berkurang dan hanya mengalir 1.000 liter per detik.

“Berkurang 2.000-3.000. Kita coba ini tanggap darurat, kita buat semacam bendung dengan spot balok, kalau di irigasi namanya spot balok idealnya dari kayu jati, tapi karena kita kesulitan dengan ukurannya yang tidak standar karena perlu 4,3 meter, nah kita siasati dengan bambu, bambu betung ya istilahnya nanti kita susun sekitar setinggi 1,5 meter,” katanya.

Ia berharap dengan disusunnya balok setinggi 1,5 meter, muka air di Kali Baru bisa naik kembali, sehingga bisa mengaliri aliran irigasi.

“Untuk perbaikan permanennya dikerjakan setelah lebaran. Karena mengingat banyak toko material yang tutup dan sulit juga mendapatkan besi yang dibutuhkan pekerja juga sudah ada yang mudik lebaran. Habis lebaran Insya Allah kita percepat. Perbaikan akan dilakukan oleh BBWS pusat penanganan permanennya,” katanya.

Nantinya perbaikan tidak hanya dilakukan pada pintu penguras, namun juga untuk keseluruhan pintu. Karena dari data yang ia miliki penutup ini terakhir diperbaiki pada tahun 2000.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *